TariTanggai menjadi salah satu tarian tradisional yang berkembang di Palembang, Sumatera Selatan. Tari Tanggai merupakan taru menyambut tamu. Dalam buku Seputar Tari Tanggai (2007) oleh Sartono, tari Tanggai pertama kali diciptakan oleh Elly Rudy yang merupakan salah satu penari Gending Sriwijaya. Nama Tanggai diambil dari properti tari yang
Untuklagu daerah, provinsi Sumatera Barat memiliki lagu daerah yang kebanyakan bersifat melankolis. Hal ini merupakan upaya untuk membangun struktur masyarakat yang memiliki rasa kekeluargaan dan persaudaraan yang tinggi. Tidak hanya itu, lagu daerah Sumatera Barat juga menumbuhkan rasa cinta pada kampung halaman bagi orang-orang yang merantau
– Sudah bukan hal baru bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan kebudayaan dan adat istiadatnya yang banyak sekali. Berbagai macam bentuk warisan budaya dari nenek moyang setiap daerah tentunya berbeda, misalnya seperti rumah adat, senjata adat, upacara adat hingga kesenian daerah yang kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit penjelasan seputar kesenian daerah dari Sumatera Selatan, yakni kesenian tari tradisional yang cukup terkenal hingga sekarang ini berupa tari tanggai berasal dari Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini masih kerap ditampilkan sebagai sarana penyambutan tamu itu, tari tanggai oleh masyarakat Palembang juga banyak ditampilkan ketika ada acara pernikahan adat ini dihasilkan dari perpaduan antara seni musik tradisional dan gerakan lemah lembut serta berpakaian khas daerah Palembang. Penasaran bukan dengan informasi seputar tarian ini? Yuk lah langsung saja simak penjelasan yang saya berikan dibawah Tari TanggaiDilihat dari sejarah tari tanggai, adalah kesenian berupa tarian yang ditunjukkan kepada Dewa Sima oleh masyarakat beragama Budha. Ketika pertunjukan tarian, biasanya akan dilengkapi dengan sesajen yang terdiri dari buah dan bermacam-macam masa tersebut, banyak yang menganggap tarian ini sebagai bentuk kesenian yang sakral dan suci. Hal ini disebabkan pada fungsi tarian yang dipakai untuk pengantar persembahan bagi dewa-dewa dalam kepercayaan agama tradisional Palembang ini masih memiliki sedikit persamaan dengan tari yang ada di China. Sebab ketika zaman dahulu, di daerah Sumatera Selatan terdapat sebuah kerajaan dari Dinasti Syailendra yang bercorak agama Budha yang dibawa dari karena itu, maka terjadilah akulturasi budaya antara pembawa agama Budha dari China dengan masyarakat dengan berkembangnya zaman yang semakin maju, sekarang ini tari tanggai juga sering ditampilkan pada acara yang banyak tamunya, seperti acara pernikahan. Selain itu, tari ini juga sering ditampilkan pada acara-acara festival budaya, acara organisasi, hingga acara Tari TanggaiSecara umumnya, tari tanggai Sumatera Selatan berfungsi sebagai tarian untuk menyambut tamu yang sudah datang ke undangan atau ditampilkan ketika acara pernikahan adat Palembang. Akan tetapi dengan berkembangnya zaman, tarian ini sering juga ditampilkan dalam berbagai acara resmi organisasi, festival budaya dan itu, sekarang ini banyak juga yang menyewakan pakaian adat Sumatera Selatan yang disediakan oleh sanggar-sanggar seni di Palembang. Dibawah ini adalah macam-macam fungsi dari tari tanggai, antara lainSebagai Tari Penyambutan TamuTarian tradisional tanggai ini sering dipertunjukkan apabila ada perayaan hari-hari besar ataupun acara penting lainnya. Umumnya tarian ini akan ditampilkan sebelum acara inti dimulai, tepatnya ketika tamu kehormatan sudah hadir dalam acara tersebut dan duduk pada tempat yang telah juga seorang penari utama dalam tarian tanggai untuk keperluan fungsi pertama Tarian Dalam Upacara PernikahanFungsi tarian tanggai untuk acara pernikahan adat kurang lebih sama dengan bentuk fungsi pertama. Sebab pada dasarnya tarian ini adalah bentuk tari penyambutan tamu sebelum sebuah acara utama atau resmi tuan rumah dan keluarga hajatan akan menampilkan tarian ini sebagai bentuk rasa hormat dan ungkapan terimakasih atas kehadiran tamu undangan. Untuk pembeda dari fungsi pertama dan kedua adalah pada susunan upacara adat pernikahan, penari biasanya akan diikuti oleh pengantin beserta keluarga mempelai memasuki gedung resepsi pernikahan. Para penari akan berada di barisan paling depan kemudian diikuti oleh pendamping pengantin biasanya anak usia 7 hingga 11 tahun, baru kemudian diikuti oleh orang tua kedua Sarana HiburanTari tanggai juga sering digunakan untuk menjadi hiburan yang selalu ditampilkan setiap ada acara adat, baik resmi ataupun tidak. Selain memberikan kesenangan untuk para tamu yang hadir, tarian ini juga memberikan kenikmatan sendiri bagi para ini dapat menjadi sara penghibur bagi si penari itu sendiri, sebab kegiatan yang dilakukan memang dapat memberikan nuansa senang dan kepuasan. Bahkan tarian ini sudah menjadi hiburan untuk rakyat, bukan hanya dibawakan ketika acara formal Sarana LegimentasiTarian tradisional dari Palembang ini juga berfungsi sebagai legimentasi dalam upacara pernikahan masyarakat Palembang. Artinya, biasanya dijadikan syarat kelengkapan resepsi perkawinan, akan dianggap kurang terpenuhi apabila tidak mementaskan tarian akan memasuki gedung atau tempat resepsi manapun akan diiringi oleh penari yang berjalan sedemikian pelan dalam prosesi. Kemudian ketika pengantin memasuki gedung, para tamu undangan akan berdiri untuk memberikan Sarana PendidikanSelain berfungsi sebagai media hiburan dan penghormatan, tarian tanggai juga mengandung nilai-nilai pendidikan. Semua orang pastinya akan mengetahui indahnya kebudayaan yang ada di Palembang dan mempelajari seluk beluk tari ini melalui apa yang mereka lihat di setiap penari juga akan bisa mengembangkan kepekaan perasaan terhadap nilai estetika melalui tarian ini, serta memperkaya jiwa dan secara langsung mengenal warisan budaya tanah juga dengan adanya tarian ini kehidupan sehari-hari mereka berupa cermina keluwesan dan kelembutan tarian tanggai yang mereka bawakan. Dalam artian, dampak positif yang akan nampak adalah berupa dari tindakan-tindakan Juga Tari SerimpiMakna Tarian TanggaiMakna yang terkandung dalam tari tanggai ini adalah berupa penggambaran keramah-tamahan dan rasa hormat terhadap tamu undangan yang sudah datang. Selain itu, tarian ini juga memuat makna ucapan selamat datang dari orang yang memiliki hajat, serta pesan bahwa masyarakat Palembang sangat menghormati tersebut bisa dilihat dari adanya bagian tarian dimana salah satu penari akan memberikan sekapur sirih pada tamu kehormatan yang sudah dipilih. Kegiatan memberikan sekapur sirih pada tamu kehormatan merupakan simbol bahwa tamu tersebut sudah diterima dengan baik oleh masyarakat ini dinamakan tari tanggai sebab para penarinya menggunakan tanggai yang dikenakan di kedelapan jari tangan, kecuali ibu jari. Tanggai yang dimaksud merupakan semacam hiasan kuku yang berbentuk runcing dan dibuat dari bahan tersebutlah yang akan menambah kesan lentiknya jemari para penari, sehingga terkesan menambah gemulai gerakan penari. Tarian ini memiliki kesamaan dengan tari gending Sriwijaya, hanya saja perbedaannya terletak pada jumlah gending Sriwijaya biasanya akan dibawakan oleh sembilan orang, sementara tari tanggai hanya dibawakan oleh lima orang yang semua berisikan penari tetapi, ada juga perbedaan yang mudah untuk dilihat dari kedua jenis tarian ini berupa pakaian yang digunakan oleh penari. Tari gending Sriwijaya biasanya menggunakan mahkota emas yang besar, baju aesan, dan juga selendang mantri yang diikatkan dibagian Tari TanggaiRagam gerakan yang ada di dalam tari tanggai terbagi menjadi tiga bagian, yakni gerakan awal, gerakan pokok dan gerakan akhir. Untuk bagian gerakan awal terdiri dari masuk dengan posisi sembah, gerakan Borobudur hormat, gerakan sembah, berdiri, jalan keset, kecubung berduru bawah kanan kiri, kecubung berdiri atas kanan kiri dan ukur untuk gerakan tari pokok umumnya terdiri dari tutur sabda, sembah duduk, tutur bunga duduk akan dan kiri, stupa kanan dan kiri, tutur sabda, Borobudur dan ukur bagian akhir biasanya terdiri dari tolak balak, kanan kiri, nyumping kanan kiri, mendengar berdiri kanan kiri, tumpang tali, ulur benang bediri kanan kiri, sembah berdiri, Borobudur berdiri dan Borobudur Tarian TanggaiDalam segi busana, para penari tanggai biasanya akan menggunakan pakaian adat yang terdiri dari bawahan berupa kain songket, atasannya berupa dodot, kemudian dilengkapi dengan pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau ramai, tajuk cempak, kembang goyang, dan tanggai terpasang di jemari tangan penjelasan lebih mudahnya seperti berikut ini1. Aesan DodotGelang kebo Aesan Pak SangkongBunga kurung kebo Aesan GedeKemben kebo Selendang Mantri Aesan GedeGelang kebo songket, Juga Tari Seblang BanyuwangiProperti Tari TanggaiBusana yang digunakan oleh para penari kemudian akan dilengkapi oleh berbagai properti khas daerah Palembang. Properti tari tanggai yang biasa digunakan berupa pending, kalung, dadat, sanggul malang, kembang urat ranai kembang goyang, tajuk cempako dan penjelasan properti tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut1. Kain SongketKain ini adalah tenunan tradisional yang termasuk dalam jenis kain brokat dari masyarakat rumpun melayu, misalnya Indonesia, Brunei dan Malaysia. Dari namanya saja sudah mengandung tradisional, maka cara pembutannya juga tergolong manual dengan tangan yang bahannya berupa benang perak dan benang berbahan dasar dari logam metalik yang akan memberikan efek kilauan cemerlang dan terlihat mewah. Kain ini bukan hanya dipakai oleh para penari tanggai saja, namun digunakan juga oleh orang Melayu ketika menghadiri acara yang bersifat KalungJenis perhiasan yang digunakan oleh para penari tanggai biasanya terbuat dari logam mulia seperti platina, perak dan juga emas. Biasanya ada juga membuatnya menggunakan bahan berupa intan, permata atau serangkaian mutiara yang sangat sekarang ini bahan dasar untuk pembuatan properti ini semakin bervariasi, seperti tembaga, besi, keramik, perunggu, kerang, rotan hingga plastik. Sedangkan untuk bentuk yang biasa digunakan adalah rantai, kadang ada juga tambahan liontin atau Kembang GoyangPenggunaan kembang goyang biasanya dalam bentuk sanggul di kepala penari. Properti ini akan ikut bergerak-gerak ketika penari membawakan tariannya, sebab pegas di dasar untuk membuat perhiasan ini biasanya berupa kuningan, tembaga, emas, dan perak. Terkadang ditambahkan juga batu permata supaya terlihat hanya itu saja, kembang goyang juga biasa dipakai menjadi pelengkap baju adat Bali, Jawa, dan Kuku Palsu TanggaiTanggai sendiri merupakan properti kuku palsu berbentuk panjang meruncing yang biasanya dipasang di bagian jemari penari. Properti ini terbuat dari bahan perak, kuningan, tembaga serta menjadi kesan lentik pada jemari karena itu, jari para penari tanggai gerakannya terlihat gemulai dan lebih indah. Properti ini juga menjadi ciri khas atau karakteristik dari tarian TepakProperti tepak ini harus dibawa atau ada ketika penampilan tari tanggai oleh para penari. Tepak ini berbentuk kotak persegi panjang yang diisi dengan hidangan seperti daun sirih, tembakau, gambir, pinang dan disini memiliki makna penghormatan kepada tamu, bahwa masyarakat Palembang siap menerimanya. Sementara kapur sirih yang dibawa oleh penari terbagi menjadi dua macam, yaitu sirih jadi dan sirih tidak ketika penampilan tari tanggai akan menggunakan iringan lagu berjudul Enam Bersaudara yang akan diiringi oleh berbagai alat musik yang biasa digunakan mengiringi tari tanggai adalah akordeon, biola, kendang dan gong. Semua alat ini berguna untuk mengatur ritme dan menjadi ciri khas kebudayaan lagu pengiring berjudul Enam Bersaudara menggambarkan masyarakat Palembang yang hidup dengan harmonis. Walaupun masih belum diketahui siapa yang pertama kali menciptakan lagu ini, namun lagunya sangat terkenal di kalangan masyarakat Sumatera, khususnya kota Lantai Tari TanggaiPastinya sudah asing lagi pertanyaan tentang pola lantai yang digunakan dalam tarian tradisional daerah, bukan begitu ya?Untuk pola lantai tari tanggai sendiri menggunakan jenis pola horizontal, melingkar, dan juga huruf pola lantai seperti huruf V ini kaitannya adalah dengan posisi ketika melengkung meruncing, sebab seperti huruf V yang dibentuk oleh 5 orang Juga Tari LenggerAkhir KataMungkin hanya itu saja yang dapat saya berikan untuk Anda tentang kesenian tradisional tari tanggai beserta keunikannya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu Anda dalam memahami kebudayaan Indonesia, dan juga membantu menyelesaikan tugas.- Seperti halnya dengan daerah-daerah di Indonesia, Provinsi Sumatera Selatan juga memliki beragam kesenian. Tari Tanggai menjadi salah satu tarian tradisional yang berkembang di Palembang, Sumatera Selatan. Tari Tanggai merupakan taru menyambut buku Seputar Tari Tanggai 2007 oleh Sartono, tari Tanggai pertama kali diciptakan oleh Elly Rudy yang merupakan salah satu penari Gending Sriwijaya. Nama Tanggai diambil dari properti tari yang digunakan. Tanggai adalah kuku plasu yang digunakan oleh penari tari Tanggai. Tari Tanggai diciptakan bukan untuk menggantikan tari Gending Sriwijaya yang sudah lebih dulu ada sebagai tari penyambutan tamu. Baca juga Tari Tabuik, Tarian Tradisional di Sumatera BaratTari Gending Sriwijaya tetap menjadi tari penyambutan tamu untuk tamu yang berhubungan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan tari Tanggai diciptakan sebagai tari penyambutan tamu pada acara pernikahan dan tamu-tamu yang datang ke Kota Palembang. Busana dan alat musik tari Tanggai Jumlah penari Tanggai harus ganjil dan perempuan. Jumlah ganjil dipilih, karena salah satu penari dalan tari Tanggai menjadi primadona dalam tarian. Busana yang digunakan pada tari Tanggai adalah baju adat Sumatera Selatan, yaitu Aesan Gede. Selain busana adat, penari juga menggunakan aksesori sepert Kain songket Kalung Kembang goyang, untuk hiasan kepala Tanggai, kuku palsu Tepak, kotak persegi panjang yang diisi dengan daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur Baca juga Tari Payung, Berawal dari Pertunjukan Sandiwara di Minangkabau Alat musik yang digunakan dalam tari Tunggai adalah Accordion, Biola, Gendang, dan Gong. Lagu pengiring tari ini adalah Enam Bersaudara.
Adapuntari- tarian yang memakai tanggai banyak di Sumatera Selatan. Jadi kalo memang ada yang beranggapan ada polemik, maka Tari Tanggai mana yang sebenarnya dimaksud? Judul dari lagu pengiring tari tanggai adalah "Enam Bersaudara", sedangkan untuk penciptanya tidak diketahui dengan jelas siapa penciptanya.Tari Tanggai adalah salah satu tarian tradisional dari Kota Palembang, Sumatra Selatan, yang dipertunjukkan untuk menyambut tamu. Sambutan ini mencerminkan rasa hormat dan keramahan masyarakat Palembang kepada mereka yang sudah datang memenuhi undangan, Tarian yang biasa ditampilkan dalam pernikahan adat ini mengombinasikan seni musik tradisional dan gerakan lemah lembut berbusana khas Palembang. Ada banyak kesamaan antara tarian ini dengan Tari Gending Sriwijaya, karena sama-sama merupakan Tari Penyambutan dari Palembang. Penasaran dengan fungsi-fungsi lain Tarian Tanggai? Simak uraian selengkapnya di bawah ini, yuk! Asal Usul dan Sejarah Tari TanggaiPakaian Penari1. Aesan Dodot2. Aesan Pak Sangkong3. Aesan Gede4. Selendang Mantri Aesan GandikProperti1. Kain Songket2. Kalung3. Kembang Goyang4. Kuku Palsu Tanggai5. TepakSetting PanggungRagam Gerakan1. Nama-Nama Gerak2. Struktur Penyajian GerakanPola LantaiIringan Lagu dan Musik1. Lirik / Syair Lagu2. Alat MusikMakna TarianFungsi1. Sebagai Lambang / Simbol dalam Penyambutan Tamu Kehormatan2. Sebagai Sarana Upacara dalam Adat Perkawinan3. Sebagai Hiburan4. Sebagai Legitimasi5. Sebagai Media Pendidikan Sumber Sebenarnya tak ada yang mengetahui ini secara persis, mengenai kapan dan bagaimana sejarah Tari Tanggai bermula. Namun jika didasarkan pada sumbernya, asal muasal Tari Tanggai bermula dari adanya ritual persembahan dari masyarakat Buddha di Sumatra Selatan terhadap Dewa Siwa. Lagipula, Palembang memang menjadi pusatnya kerajaan Buddha terbesar pada masa itu, yakni Kerajaan Sriwijaya di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra. Dengan para pemimpinnya adalah raja-raja yang mayoritas menganut Agama Budha Mahayana. Apalagi dengan pengaruh budaya Tionghoa yang terasa begitu kental dalam tariannya menyebabkan terjadinya akulturasi budaya antara masyarakat asli dengan pembawa agama Buddha dari China, sehingga Tari Tanggai pun menyerupai tarian yang ada di sana. Salah satu jenis tarian tradisional yang tergolong tua ini mulanya lebih disakralkan dan disucikan, karena memang berfungsi untuk mengantarkan sesembahan ke dewa-dewi para penganut Buddha. Sebab bentuknya berupa Tari Persembahan, maka tidak boleh sembarangan ditarikan. Kelengkapan persembahan ini termasuk sesajen yang isiannya meliputi beraneka macam bunga dan buah. Itulah sebabnya Tarian Tanggai kemudian diajarkan secara turun-temurun, untuk melakukan pemujaan, dan persembahan tersebut. Sayangnya, sebuah aturan yang tidak membolehkan perempuan untuk menari turun pada masa penjajahan Belanda. Ketertarikan mereka untuk menarikannya muncul, karena hanya laki-laki saja yang dibolehkan membawakannya. Tarian ini mulai dibawakan bersama properti berupa sekapur sirih dan tanggai kira-kira tahun 1920. Namanya bahkan memiliki sedikit perbedaan, yaitu Tari Tanggai atau Tari Tepak. Tari Tanggai kembali diangkat sebagai tarian penyambutan oleh kerja sama antara Elly Rudi dan Anna Kumari, karena Palembang tak punya tarian penyambutan tamu kehormatan negara sejak masa itu. Sementara itu, penamaan Tari Tanggai sendiri berangkat dari aksesoris berupa kuku palsu tanggai yang dipasangkan di delapan jari kecuali dua ibu jari para penarinya. Pakaian Penari Sumber Salah satu poin yang dapat digunakan untuk membedakan kemiripan antara Tari Gending Sriwijaya dengan Tari Tanggai adalah busana para penarinya. Penari Gending Sriwijaya berbusana baju aesan, mengenakan mahkota besar dengan warna emas, dengan ikatan selendang mantri pada bagian pinggang. Sumber Sementara pakaian penari Tanggai meliputi bawahan berupa kain songket, dengan atasannya adalah dodot. Kendati demikiam, ada empat macam sebenarnya penataan busana yang digunakan dalam pertunjukan Tari Tanggai, antara lain 1. Aesan Dodot Sumber sanggarnusantaradotcom. a. Bunga urai b. Cempako c. Gelang gepeng d. Gelang kano e. Gelang sempuru f. Gelung malang g. Kalung kebo munggah h. Kemben songket i. Pending j. Selempamg k. Sewet songket l. Sumping m. Sundur n. Teratai 2. Aesan Pak Sangkong Sumber winterfervent. a. Baju kirung belutdru b. Bunga uarai c. Cempako d. Gelang e. Gelang gepeng f. Gelang sempuru g. Gelung malang h. Kalung kebo mungga i. Kelapo setandan j. Pak sangkong k. Selendang l. Sewet songket m. Sumping n. Sundur o. Suri / sisir p. Teratai 3. Aesan Gede Sumber a. Cempako b. Kalung kebo mungga c. Kasuhun d. Kecak bahu e. Kembang urai f. Kemben songket g. Galang gepeng h. Gelang kano i. Gelang malang j. Gelang sempuru k. Pending l. Selempang m. Sewet songket n. Sumoing o. Sundur p. Suri / sisir q. Teratai 4. Selendang Mantri Aesan Gandik Sumber a, Gandik b. Gelang kano c. Gelang malang d. Gepeng sempuru e. Kalung kebo mungga f. Kembang sempuru g. Kembang songket h. Selendana i. Sewet somgket j. Sumping k. Sundur l. Suri / sisir m. Teratai Kostum-kostum tersebut di atas dikenakan sesuai tema acaranya pada saat ini. Memerhatikan baik-baik situasi dan kondisi yang ada saat pementasan Tari Tanggai akan dilakukan. Contohnya, penari tak boleh mengenakan Aesan Gede saat acara resepsi pernikahan, karena pengantinnya sudah memakai Aesan Gede. Sedangkan penari pun mesti menggunakan Aesan Mantra, Dodot, dan Pak Sangkong, dengan motif berupa Songket Limar. Tak heran bila kombinasi perpaduan antara busana tersebut dan gerakan tariannya menambah nilai estetika dalam tarian ini. Properti Sumber selmaalambayni. Pakaian yang dikenakan oleh para penari kemudian akan dilengkapi properti khas daerah Palembang, yakni pending, kalung, dadat, sanggul malang, kembang urat ranai, kembang goyang, tajuk cempako dan tanggai yang terpasang di kedelapan jemari tangan penari. Perlengkapan pada penari Tanggai pun umumnya lebih sederhana, bila dibandingkan dengan yang dikenakan oleh penari Gending Sriwijaya. Sejumlah properti di antara kesemuanya ini cukup diutamakan dalam pertunjukannya, sehingga wajib dikenakan. Penjelasan beberapa di antaranya seperti 1. Kain Songket Sumber Kain ini merupakan tenunan tradisional yang termasuk dalam golongan kain brokat dari masyarakat rumpun melayu, seperti Indonesia, Brunei, serta Malaysia. Namanya tradisional, tentu cara pembuatannya adalah penenunan manual dengan tangan, yang bahannya adalah benang perak dan emas. Benang berbahan dasar logam metalik tersebut jelas akan memberikan efek kilauan cemerlang nun mewah. Tak cuma dikenakan oleh penari tanggai, Kain Songket pun dipakai oleh masyarakat Melayu saat menghadiri acara-acara yang bersifat resmi. 2. Kalung Sumber Perhiasan yang dikenakan oleh penari tanggai ini biasanya terbuat dari logam mulia, seperti platina, perak, atau bahkan emas. Kadangkala juga ada yang membuatnya dengan bahan berupa intan, permata, atau serangkaian mutiara yang sangat cantik. Kendati kian lama, bahan pembuatan kalung juga semakin bervariasi sesuai perkembangan zaman. Contohnya seperti dari bahan tembaga, besi, keramik, perunggu, kerang, rotan, hingga plastik. Bentuk umum kalung ini misalnya rantai, kadang ada tambahan liontin atau bandul sebagai pemanisnya. 3. Kembang Goyang Sumber Pemakaian Kembang Goyang dalam bentuk sanggul adalah di kepala penari. Perhiasan ini akan ikut bergerak-gerak saat penari membawakan tariannya, karena pegas di dalamnya. Bahan untuk membuatnya adalah kuningan, tembaga, emas, atau perak. Kadang juga ada tambahan berupa batu permata agar semakin mewah. Selain itu, Kembang Goyang juga ada yang digunakan sebagai pelengkap pakaian adat Bali, Jawa, dan Sunda. 4. Kuku Palsu Tanggai Sumber indriwidiyanti. Tanggai adalah semacam hiasan kuku palsu yang berbentuk panjang meruncing yang dipasangkan di ujung jari tangan. Benda yang terbuat dari perak, kuningan, atau tembaga inilah yang menambah kesan lentik pada jari-jemari seorang penari, sehingga gemulai gerakannya tampak lebih indah. Malahan, keindahan serta kekuatan tari ini sebenarnya berasal dari tanggai kuku palsu yang dipakai oleh para penarinya. 5. Tepak Sumber Tepak tentu adalah properti wajib yang harus dibawa oleh salah seorang penari dalam tarian ini. Kendati keberadaan properti ini membuat Tari Tanggai sedikit-banyak menyerupai Tari Sekapur Sirih dari Jambi. Benda ini sendiri merupakan kotak persegi panjang, yang diisi hidangan seperti daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur. Kesemuanya menjadi suguhan untuk para tamu yang datang pada masa lampau, karena memang sebagaimana kebiasaan masyarakatnya yang masih suka mengunyah sirih nyirih. Sirih ini menyimbolkan penghormatan kepada sang tamu, bahwa masyarakat Palembang siap menerimanya. Kapur sirih yang dibawa oleh para penari sendiri terbagi menjadi dua macam, yakni sirih jadi dan sirih tak jadi. Kini, isiannya telah diubah menjadi coklat, permen, atau camilan lain. Bentuk dari beberapa properti tari tanggai yang disebutkan di atas sudah kian modern saat ini. Setting Panggung Perbedaan selanjutnya antara Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tanggai dari aspek pengaturan panggung, terletak pada jumlah penarinya. Pementasan Tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh 9 penari, sedangkan Tari Tanggai malah hanya dilakukan oleh 5 penari saja. Kendati pada umumnya dipentaskan oleh gadis-gadis remaja, tetapi anak-anak di Kota Palembang pun juga sudah banyak yang membawakannya sekarang. Walau memang pada masa kini Tari Tanggai secara dasarnya merupakan tarian berkelompok, tapi pementasannya tetap perlu melihat kondisi di tempatnya. Yang terpenting, jumlah penari harus selalu ganjil. Ragam Gerakan Sumber Tarai Tanggai telah seringkali dipentaskan dalam beragam acara adat di Palembang selama ini. Keindahannya bisa diperoleh dari melihat gerakan gemulai dengan busana daerah yang khas oleh penarinya. Bahkan setiap gerakannya pun memiliki nama masing-masing berdasarkan pembagiannya, antara lain 1. Nama-Nama Gerak Sumber a Gerak sembah, yang terbagi Sembah saat berdiri Sembah saat duduk b Gerak Borobudur dibagi dalam Borobudur ketika berdiri Borobudur ketika duduk c Gerak Kecubung, yang terdiri atas Kecubung dalam posisi berdiri kanan dan kiri Kecubung dalam posisi duduk kanan dan kiri d Gerak Tabor atau Tabur dalam duduk kanan dan kiri. e Gerakan Siguntang Mahameru, dalam posisi duduk kanan dan kiri. f Gerakan Mendengar, yang dibagi atas Mendengar posisi berdiri kiri dan kanan Mendengar posisi duduk kiri dan kanan g Gerak Tutur Sabda, yang hanya menampilkan satu gerakan dalam posisi tutur sabda, yakni saat duduk saja. h Gerakan Tolak Bala, dilakukan dalam posisi berdiri kiri dan kanan. i Elang Terbang, yang terdiri dari Elang Terbang dalam posisi berdiri Elang Terbang dalam posisi duduk j Gerak Jalan Keset, hanya menampilkan satu gerakan pada posisi berdiri. k Gerak Jalan Jijit, juga hanya menunjukkan satu gerakan. l Gerak Duduk Momjong m Gerak Duduk Tafakur n Gerak Kaki Tunjang o Gerak Kaki Sambar p Gerak Memohon q Gerak Nyumping r Gerak Tumpang Tali 2. Struktur Penyajian Gerakan Sumber Susunan Tari Tanggai lazimnya adalah pengembangan dari rangkaian atau motif gerakan, menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bentuk sebuah struktur tarian yang solid. Struktur Geraknya sendiri terbagi tiga, antara lain a. Gerakan Awal Sumber Penari masuk dengan gerakan dalam posisi sembah, Gerakan borobudur dalam posisi hormat, Gerakan sembah saat berdiri. Sumber Melakukan jalan keset, Kecubung berdiri pada bawah kanan, Kecubung pada bawah kiri, Kecubung berdiri pada atas kanan, Kecubung pada atas kiri, Diakhiri dengan ukur benang. b. Gerak Pokok Sumber Dimulai dari tutur sabda, Sembah posisi duduk, Sumber Tabur bunga saat duduk kanan dan kiri. Memohon pada duduk kanan, Kecubung saat posisi duduk kanan dan kiri, Stupa pada kanan dan kiri, Melakukan tutur sabda, Gerakan borobudur lagi, Ditutup dengan ulur benang. c. Gerak Akhir Sumber Berawal dari tolak bala dalam posisi berdiri pada kanan dan kiri, Dilanjutkan dengan Nyimpang / nyumping posisi berdiri kanan dan kiri, Kemudian gerakan mendengar berdiri kanan dan kiri, Selanjutnya penari melakukan tumpang tali, Berikutnya alur / ulur benang dalam posisi berdiri kanan dan kiri, Lalu posisi sembah saat berdiri, Gerakan borobudur lagi saat berdiri, Diakhiri dengan borobudur dalam posisi hormat / terhormat. Para penari Tanggai akan terlihat lebih anggun, saat gerakan-gerakan yang sedemikian gemulai di atas dipadukan dengan busana daerah yang khas. Ketulusan tuan rumah yang memberikan penghormatan kepada tamu juga ditunjukkan melalui kelenturan atau keluwesan gerak dan lentiknya jari para penari. Pola Lantai Sumber Tari Tanggai menerapkan pola lantai berupa horizontal, melingkar, serta huruf V. Untuk pola lantai huruf V, kaitannya adalah dengan posisi melengkung lebih tepatnya meruncing, karena merujuk huruf V yang dibentuk oleh 5 orang penari. Iringan Lagu dan Musik Komponis penyaji musik iringan untuk tarian ini mengerjakan iringan musik yang menggabungkan sejumlah instrumen. Ada dua elemen dalam jenis musik pengiringnya, yaitu bunyi alat musik yang dimainkan berkelompok hingga seolah membentuk orkestra, dan syair lagu daerah. 1. Lirik / Syair Lagu Dendangan syair yang berasal dari lagu daerah bernuansa melayu dibawakan oleh seorang penyanyi sinden untuk mengiringi Tarian Tanggai. Syair tersebut merupakan lagu yang berjudul “Enam Bersaudara”. Kendati memang tak ada yang mengetahui siapa pengarangnya secara pasti, tapi sampai sekarang pun sudah begitu populer di kalangan penduduk Sumatra Selatan, terutama Palembang. Lagu tersebut adalah perlambang bagi masyarakat Palembang yang hidupnya harmonis. Kombinasi yang serasi antara “Enam Bersaudara” dan gerakan gemulai para penari menjadi gambaran hangatnya kehidupan penduduk Palembang. Untuk itu, berikut adalah lirik daripada lagu tersebut Lemah lembut … lemah lembut, Tangan gemulai … gemulai, Jari-jari yang menari halus semampai Lemah lembut … lemah lembut, Tangan gemulai … gemulai, Jari-jari yang menari halus semampai Anak dara yang manis, Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai Anak dara yang manis, Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai Lirik versi lainnya Kami lah ini Sembilan Putri dari Kota Palembang Mewakili daerah Batanghari Sembilan Sekapur sirih kami sembahkan Sebagai penghantar kata Adat-peradat leluhur kita Sriwijaya Lengkap dengan peredongan Lengkap dengan tepak Dengan pakaian adatnya Kebesaran Syailendra… Lengkap dengan peredongan Lengkap dengan tepak Dengan pakaian adatnya Kebesaran Syailendra… Kami lah ini Sembilan Putri dari Kota Palembang Mewakili daerah Batanghari Sembilan Sekapur sirih kami sembahkan Sebagai penghantar kata Adat-peradat leluhur kita Sriwijaya Lengkap dengan peredongan Lengkap dengan tepak Dengan pakaian adatnya Kebesaran Syailendra Lengkap dengan peredongan Lengkap dengan tepak Dengan pakaian adatnya Kebesaran Syailendra… 2. Alat Musik Lagu yang menjadi pengiring Tari Tanggai tersebut diiringi oleh alat-alat musik tradisional Palembang seperti akordion, biola, gendang, dan gong, dan alat musik terbangan atau sejenis rebana. Bunyi atau suara yang dihasilkan melalui alat-alat musik tersebut difungsikan untuk mengatur irama sekaligus menjadi identitas dalam kebudayaan Melayu. Kendati begitu, tak jarang pula instrumen musik yang lebih modern seperti organ tunggal atau band sudah dimanfaatkan dalam pementasan tarian ini pada masa sekarang. Karena kembali lagi, tetap tergantung pada yang punya hajat. Makna Tarian Sumber Ada makna tersembunyi terkait ungkapan selamat datang dari orang yang punya hajat dan mengadakan upacara kepada para tamu yang diwakilkan dalam kandungan setiap gerakan tarian ini. Karena tamu diibaratkan raja yang memang harus diperlakukan sebaik mungkin bagi masyarakat Palembang. Keramahan dan rasa hormatnya tergambarkan melalui pemberian sekapur sirih kepada tamu-tamu kehormatan yang terpilih, dalam salah satu bagian tarian oleh salah satu penari Tanggai. Pemberiannya ini menyimbolkan, bahwa tamu tersebut sudah diterima dengan baik oleh masyarakat Palembang yang begitu terbuka. Fungsi Sumber sanggarputriseroja. Secara garis besar, pementasan Tari Tanggai berfungsi untuk menyambut tamu yang telah memenuhi undangan, atau dipertontonkan dalam upacara pernikahan adat Palembang. Kini seiring perkembangan zaman, tarian ini telah dipertontonkan pula dalam beragam acara resmi organisasi, festival budaya, acara kedinasan yang mendatangkan pejabat negara, serta pergelaran seni di berbagai sekolah. Jasa pergelaran yang lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatra Selatan juga sudah jamak disediakan oleh sanggar-sanggar seni di Palembang. Berikut rincian beragam fungsi lain pementasan Tari Tanggai, hasil dari perkembangannya pada masa kini 1. Sebagai Lambang / Simbol dalam Penyambutan Tamu Kehormatan Sumber Tari Tanggai Palembang selalu ditampilkan dalam perayaan hari-hari besar ataupun beragam acara lainnya. Tariannya akan ditampilkan sebelum acara resmi dimulai, tepatnya usai tamu kehormatan yang hadir dalam suatu acara sudah duduk pada tempat yang disediakan. Akan selalu ada seorang penari utama dalam Tarian Tanggai untuk keperluan fungsi ini. Sembari membawa tepak, salah seorang penari didampingi dua penari dengan pridon tempat mengeluarkan sirih akan menyerahkan tepak berisi dua macam sebagai tanda menghormati tamu. Pertama adalah Sirih Jadi atau sirih yang telah diramu. Isinya akan meliputi pinang, kapur, dan ramuan gambir berbungkus daun sirih serta tembakau. Kedua adalah Sirih Tak Jadi atau Sirih Mentah, yakni bahan-bahannya sama, hanya saja akan diramu oleh tamu itu sendiri. Pemberian kapur sirih melalui tarian semacam ini memang telah lumrah, karena menjadi tanda hormat bagi tamu yang datang, bagi masyarakat Palembang pada masa lampau. 2. Sebagai Sarana Upacara dalam Adat Perkawinan Sumber deltaanugerah. Fungsi Tari Tanggai dalam acara pesta perkawinan lebih-kurang memang sama, karena memang pada dasarnya merupakan tarian penyambutan tamu sebelum suatu acara utama resmi dimulai. Tuan rumah beserta keluarga yang punya hajat-pesta, menyuguhkan Tarian Tanggai untuk memberikan rasa hormat dan ungkapan terima kasih atas kehadiran tersebut. Pembedanya ada pada susunan penari. Dalam upacara adat pesta perkawinan, penari akan diikuti oleh pengantin beserta keluarga mempelai memasuki gedung resepsi pernikahan. Penari berada di barisan paling depan, diikuti sepasang pendamping penari yang sejajar dengannya, disusul dua pendamping pengantin umumnya anak-anak 7-11 tahun, baru diikuti orang tua kedua pengantin beserta sanak famili. Penari Tanggai terus berada di depan sambil mengantarkan pengantin sampai ke pelaminan. Usai sepasang pengantin duduk di pelaminan, penari baru memulai tariannya sebagai rasa hormat terhadap kehadiran para tamu. Sebuah acara pesta perkawinan lazimnya menampilkan Tari Tanggai sekitar pukul WIB, tergantung keinginan keluarga yang punya hajat-pesta. 3. Sebagai Hiburan Sumber Fungsi Tari tanggai sebagai hiburan yang selalu dipentaskan di setiap penyelenggaraan acara adat, baik resmi maupun tidak, tak jauh berbeda dengan fungsinya sebagai tarian pertunjukan. Di samping memberikan kesenangan kepada tamu yang hadir penonton, tarian ini juga menawarkan kenikmatan tersendiri bagi para penari. Tari Tanggai dapat menjadi penghibur bagi diri penari itu sendiri, karena kegiatan yang dilakukan memang mampu memberi perasaan senang dan kepuasan. Tarian ini bahkan telah menjadi hiburan untuk rakyat, alih-alih sebatas dibawakan dalam sejumlah acara formal. Rakyat tentu bisa tahu kemudian, bagaimana keindahan setiap gerakan yang ditarikan dengan kepiawaian sang penari dalam membawakan tarian ini. 4. Sebagai Legitimasi Sumber Tari Tanggai sebagai fungsi legitimasi ada dalam upacara perkawinan masyarakat kota Palembang. Dengan kata lain, syarat kelengkapan resepsi perkawinan akan dianggap kurang terpenuhi, bila tak mementaskan Tari Tanggai. Nantinya, pengantin akan memasuki gedung –atau tempat resepsi manapun, diiringi penari yang berjalan sedemikian pelan dalam resepsi ini. Dan pada waktu pengantin memasuki gedung, para tamu undangan akan berdiri untuk memberi hormat. 5. Sebagai Media Pendidikan Sumber smpn6palembang. Selain adanya unsur hiburan, Tari Tanggai tentunya menawarkan pula unsur pendidikan. Setiap orang akan mengetahui betapa indahnya kebudayaan yang ada di Palembang dan mempelajari seluk-beluk tarian ini melalui apa yang mereka lihat pada tiap-tiap gerakannya. Penari pun dapat mengembangkan kepekaan perasaannya terhadap nilai estetika melalui tarian ini, memperkaya jiwa, serta jelas secara langsung mengenal warisan budaya di tanah kelahiran sendiri. Diharapkan pula, kehidupan harian mereka merupakan cerminan dari keluwesan dan kelembutan Tari Tanggai yang mereka bawakan. Artinya, dampak positifnya akan terlihat dalam tindak-tanduk mereka. Keterampilan yang ditampilkan melalui tarian semacam ini akan mempertebal pula kepercayaan terhadap diri sendiri. Demikianlah sekelumit informasi tentang Tari Tradisional Tanggai sebagai tari penyambutan di Bumi Sriwijaya Palembang, Sumatra Selatan, serta betapa masyarakatnya begitu memuliakan tamu. Tarian tersebut rutin dipentaskan setiap ada penyelenggaraan acara adat, baik resmi maupun tidak.
Kamu sedang mencari chord dan arti lirik lagu Tari Tanggai yang disertai dengan not angka? Berarti kamu menemukan tempat yang tepat. Karena ini adalah halaman yang berisi tentang kunci gitar dan terjemahan lirik lagu yang berasal dari Sumatera Selatan tersebut. Apabila kamu tidak menemukan salah satu diantara chord atau terjemahan maupun not angka lagu Tari Tanggai, sangat dianjurkan bagimu untuk mendapatkannya di tempat lain. Tari Tanggai adalah salah satu daerah yang telah diakui secara resmi sebagai lagu yang berasal dari Sumatera Selatan. Lagu ini secara garis besar dapat menggambarkan ciri khas dan juga adat istiadat penduduk setempat. Melalui lagu ini kamu setidaknya juga mampu memahami bahwa Indonesia memiliki beragam-ragam suku budaya dan bahasa yang sangat unik. Karena setiap daerah di Indonesia memiliki perbedaan baik itu dari segi watak masyarakatnya, cara hidup dan tentu saja budaya itu sendiri termasuk lagu yang berasal dari Sumatera Selatan ini. Maka dari itu penting bagimu untuk mengerti syair dari lagu Tari Tanggai. Lirik Lagu Tari Tanggai Lemah lembut lemah lembut Tangan gemulai gemulai Jari -jari yang menari halus semampai Lemah lembut lemah lembut Tangan gemulai gemulai Jari-jari yang menari halus semampai Anak dara yang manis Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai Anak dara yang manis Bidadari rupawan sedang asik manari tari tanggai Untuk memahami makna yang terkandung dalam lirik, maka jelas perlu kamu mengerti kata per kata yang terdapat dalam lirik. Kemudian dari kata-kata itu kamu dapat memahami arti baris per baris lalu bait per bait. Setelah itu maka barulah kamu dapat memahami tema dan makna dalam lirik tersebut secara keseluruhan. Namun jika kamu tidak mengerti arti dari lirik lagu ini, sungguh akan sulit untuk menghayatinya atau menjiwainya. Nah penting bagimu untuk membaca terjemahan lirik secara umum dalam bahasa yang mudah dipahami. Terjemahan > Bahasa Lemah lembut lemah lembut Tangan gemulai gemulai Jari -jari yang menari halus semampai Lemah lembut lemah lembut Tangan gemulai gemulai Jari-jari yang menari halus semampai Anak dara yang manis Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai Anak dara yang manis Bidadari rupawan sedang asik manari tari tanggai Lagu ini berfungsi sebagai pengiring tari tanggai. Sementara tari tanggai sendiri menggambarkan tentang keindahan, keramahan dan rasa hormat masyarakat Palembang atas semua tamu yang datang. Biasanya tari tanggai ini diadakan pada acara pernikahan adat daerah tersebut. Tari tanggai ditampilkan oleh 5 orang yang umumnya perempuan semua, kemudian dipadukan dengan busana khas daerah sehingga penari kelihatan lebih anggun dan manis. Apabila kamu membutuhkan chord untuk keperluan bermain musik seperti bermain gitar dan sebagainya, berikut chord dasar yang dapat kamu gunakan. Ini adalah chord yang sangat mudah digunakan oleh pemula Do = C 4/4 Gembira G7 C G7 C Lemah lembut lemah lembut G7 C Tangan gemulai gemulai G F C Jari –jari yang menari halus semampai C G7 C Lemah lembut lemah lembut G7 C G7 Tangan gemulai gemulai G F C Jari–jari yang menari halus semampai F DM Anak dara yang manis G7 GM A7 DM G7 C Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai GM A7 F Anak dara yang manis G7 GM A7 DM G7 C Bidadari rupawan sedang asyik manari tari tanggai Umumnya lagu-lagu daerah diperkenalkan pertama kali di sekolah dalam pelajaran seni dan budaya. Kemudian siswa diminta untuk belajar memainkan alat musik dan lagu daerah untuk penilaian praktek mata pelajaran tersebut. Jadi mungkin kamu membutuhkan not angka lagu tersebut bila kamu menggunakan alat musik melodis seperti pianika, seruling, rekorder dan sebagainya. Not Angka Lagu Tari Tanggai Do = C 4/4 Gembira Demikian chord dan lirik lagu Tari Tanggai yang berasal dari daerah Sumatera Selatan tersebut. Ingat ini hanyalah untuk sekedar informasi umum general information yang bertujuan untuk pendidikan semata. Kesalahan mungkin saja terjadi, karena yang mengulas ini adalah manusia, maka dari itu, hendaklah berikan komentar atau pandangan kamu terkait dengan lagu ini secara bijak dan bermanfaat.
Taritanggai adalah sebuah tarian yang disajikan untuk menyambut tamu yang telah memenuhi undangan. Tari tanggai biasanya dipertontonkan dalam acara pernikahHalo anak nusantara! Jika mendengar nama kota Palembang, apa yang ada di benak kalian? Pasti hanya makanan khasnya saja, yaitu Pempek. Padahal, kota Palembang juga punya hal keren lainya, salah satunya adalah Tari Tanggai. Kalian baru mendengar nama seni tari ini? Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang asal usul, properti Tari Tanggai, baju Tari Tanggai, dan gerakan seni tari yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Mari kita gali jauh lebih dalam tentang tarian tradisional Usul Makna Tari Tanggai Sumatera SelatanFungsiGerakan Tari TanggaiPola Lantai Baju Tari Tanggai1. Aesan Gede2. Aesan Dodot3. Aesan Pak Sangkong4. Selendang MantriProperti Tari Tanggai1. Kembang Goyang2. Kain Songket3. Kalung4. Tepak5. Tanggai atau Kuku PalsuIringan MusikAsal Usu Tari Tanggai sumber Sering JalanTari Tanggai berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Seperti kita ketahui, Palembang adalah pusat kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Wangsa Syailendra. Tari Tanggai sendiri adalah ritual persembahan dari masyarakat Budha di daerah Sumatera Selatan, dengan membawa sejumlah persembahan yang berisi buah serta berbagai jenis bunga pada zaman ini adalah salah satu bentuk akulturasi antara budaya masyarakat asli dan para pembawa agama Buddha dari Cina. Oleh karena itu, banyak memiliki persamaan dengan tarian yang terdapat di Cina. Artikel TerkaitTari Tanggai adalah salah satu tarian yang tergolong tua. Tarian ini dianggap sakral dan suci karena bertujuan mengantarkan persembahan kepada dewa-dewi para penganut agama Buddha. Oleh karena bentuk tarian ini berupa tari persembahan, maka tidak boleh sembarangan untuk ditarikan, dan hanya dapat dilaksanakan secara ini juga sempat dilarang pada masa penjajahan pemerintah Belanda. Lambat laun setelah masa penjajahan, Tarian Tanggai mulai dilirik kembali. Sampai pada akhirnya, Tarian khas Palembang diangkat sebagai salah satu tarian penyambutan oleh kerja sama antara Elly Rudi dan Anna Kumari, para penggiat seni dari Sumatera Tari Tanggai Sumatera SelatanDalam Tari Tanggai Sumatera Selatan, ada berbagai makna yang terkandung seperti ungkapan selamat datang dari orang yang mempunyai hajat kepada para tamu dan disimbolkan dari setiap gerakan tarian ini. Tamu diibaratkan sebagai raja, atau berarti, seorang tamu harus diperlakukan sebaik mungkin. Keramahan dan juga rasa hormat tergambarkan melalui pemberian sekapur sirih kepada salah satu atau beberapa tamu kehormatan yang dilakukan oleh salah satu penari. Pemberian sekapur sirih ini menyimbolkan bahwa tamu tersebut diterima baik oleh masyarakat dasarnya, pementasan Tari Tanggai Sumatera Selatan berfungsi untuk menyambut tamu yang sedang berkunjung ke Palembang, atau dipertontonkan dalam upacara pernikahan adat dengan perkembangan zaman, Tarian ini dapat dipentaskan dalam berbagai acara, seperti acara kedinasan pejabat negara, pagelaran festival budaya, acara organisasi, atau pagelaran seni di Tanggai menyimbolkan bahwa masyarakat Palembang adalah masyarakat yang terbuka. Masyarakat Palembang sangat menghormati keberadaan tamu yang singgah ke kediaman Tari TanggaiGerakan Tari Tanggai sumber Sering JalanJika kita berbicara tentang seni tari, tentu tidak jauh dari gerakan gemulai para penarinya. Keindahan Tari Tanggai Sumatera Selatan dapat dilihat dari gerakan Tari Tanggai gemulai yang dibalut busana daerah yang gerakan Tari Tanggai Sumatera Selatan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gerakan awal, gerakan inti dan gerakan akhir. Gerakan diawali masuk dengan posisi sembah, gerakan borobudur hormat, gerakan sembah berdiri, jalan keset, kecubung berdiri bawah kanan kiri, kecubung berdiri atas kanan kiri, dan ukur itu memasuki gerak tarian bagian inti, gerakan biasanya terdiri dari tutur sabda, sembah duduk, tutur bunga duduk kanan dan kiri, stupa kanan dan kiri, tutur sabda, borobudur, dan ukur gerakan terakhir terdiri dari tolak bala kanan kiri, nyumping kanan kiri, mendengar berdiri kanan kiri, tumpang tali, ulur benang berdiri kanan kiri, sembah berdiri, borobudur berdiri, dan borobudur Lantai Untuk pola lantai sendiri, Tarian Tanggai ini menerapkan pola lantai huruf V, horizontal dan juga melingkar. Pola lantai huruf V di tarian ini membentuk posisi melengkung, atau lebih tepatnya meruncing karena merujuk pada huruf V yang terbentuk oleh 5 orang Tari TanggaiTarian Tanggai berasal dari Palembang. Jika membicarakan tentang tarian tradisional ini, tentu tidak jauh dengan baju/busana adat Palembang . Berikut adalah 4 macam tata busana atau kostum yang dikenakan dalam pertunjukan tarian Gede sumber Keluyuran1. Aesan GedeBaju tari tanggai yang pertama adalah Aesan Gede. Aesan Gede terdiri atas Cempako, Kalung Kebo Mungga, Kasuhun, Kecak bahu, Kembang rai, Kembang Songket, Galang Gepeng, Gelang kano, Gelang malang, Gelang sempuru, Pending, Selempang, Sewet songket, Sumoing, Suri/sisi, dan Aesan DodotBaju Tari Tanggai yang kedua adalah Aesan Dodot, yang terdiri atas Bunga urai, Cempako, Gelang Gepeng, Gelang Kano, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kemben Songket, Pending, Selempang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, dan Aesan Pak SangkongBaju Tari Tanggai selanjutnya adalah Aesan Pak Sangkong. Tata busana ini terdiri atas Baju Kirung Beludru, Bunga Urai, Cempako, Gelang, Gelang Gepeng, Gelang Sempuru, Gelung Malang, Kalung Kebo Munggah, Kelapo Setandan, Pak Sangkong, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Sundur, Suri/ sisir, dan Selendang MantriBaju Tari Tanggai keempat adalah Selendang Mantri yang terdiri atas Gelang Kano, Gelang Malang, Gepeng Sempuru, Kalung Kebo Munggah, Kembang Sempur, Kembang Songket, Selendang, Sewet Songket, Sumping, Suri/sisir, dan catatan, baju Tari Tanggai harus memperhatikan pementasan apa yang dilakukan. Sebagai contohnya, ketika pementasan yang berlangsung dalam acara pernikahan, penari tidak diperbolehkan mengenakan Aesan ini dikarenakan pengantin sudah memakai Aesan Gede. Penari dapat menggunakan baju Tari Tanggai yang lain, seperti Aesan Dodot, Aesan Pak Sangkong, dan Selendang Tari TanggaiProperti Tari Tanggai sumber SelasarSetelah kita berbicara tentang baju Tari Tanggai, kita akan membahas properti Tari Tanggai. Baju yang dikenakan oleh para penari tentu akan dilengkapi dengan properti khas daerah Palembang, seperti contohnya Pending, dadat, kalung, kembang urat ranai, sanggul malang, kembang goyang, tajuk cempako dan, tentu saja, Tanggai kuku panjang palsu yang terpasang di kedelapan jemari tangan penari.Dibawah ini adalah penjelasan untuk beberapa properti yang dipakai oleh Kembang GoyangKembang Goyang adalah salah satu properti Tari Tanggai yang digunakan dalam bentuk sanggul. Biasanya, bahan yang digunakan adalah kuningan, tembaga, perak, atau emas, bahkan kadang juga memiliki tambahan berupa permata, dengan tujuan supaya terlihat lebih namanya, Kembang Goyang ini dapat ikut bergerak gerak atau goyang pada saat menari, hal ini dikarenakan adanya pegas di dalam properti tersebut. Selain itu, Kembang Goyang ini juga dikenakan dalam pakaian adat Jawa, Bali, dan Sunda. 2. Kain SongketProperti Tari Tanggai selanjutnya adalah Kain Songket. Kain Songket adalah kain tenun tradisional yang termasuk dalam jenis kain brokat dari masyarakat melayu, seperti Brunei, Malaysia,dan Indonesia. Kain Songket sendiri dibuat dengan cara ditenun secara manual dan terbuat dari benak perak dan pemilihan benang yang berwarna metalik ini bertujuan untuk memberikan kesan cemerlang dan mewah karena benang dengan warna metalik dapat memantulkan cahaya serta memberi efek kilauan. Di luar dari properti Tari Tanggai, Kain Songket juga dipakai oleh masyarakat dalam rumpun melayu ketika menghadiri berbagai acara KalungProperti Tari Tanggai yang satu ini biasanya terbuat dari platina, perak atau bahkan emas. Tetapi ada juga yang terbuat dari beberapa bahan mewah lainya seperti intan, permata atau rangkaian mutiara. Seiring perkembangan zaman, bahan pembuatan kalung menjadi semakin variatif dan menyesuaikan keadaan., contoh bahan yang digunakan seperti tembaga, keramik, besi ringan, perunggu, kerang, rotan, maupun plastik. Kalung properti Tari Tanggai ini biasanya berbentuk rantai dengan tambahan liontin atau bandul sebagai pelengkap. 4. TepakProperti Tari Tanggai satu ini berbentuk kotak persegi panjang yang biasanya diisi daun sirih, tembakau, gambir, pinang, dan kapur. Berbagai jamuan tersebut bertujuan untuk menjadi suguhan bagi para tamu yang datang karena pada zaman dahulu kebiasaan masyarakat masih suka mengunyah sirih atau lebih dikenal dengan perkembangan zaman, jamuan yang diberikan juga berubah. Sekarang, isi dari Tepak tersebut dapat berupa coklat, permen, atau camilan kecil lainnya. Tepak adalah properti yang wajib dibawa oleh penari dalam tarian Tanggai atau Kuku PalsuTanggai atau Kuku Palsu sumber !Storia, Ruthi!Berbicara tentang tarian tradisional Sumatera Selatan ini tapi tidak membicarakan tentang Tanggai itu sendiri. Tanggai adalah properti Tari Tanggai yang berupa hiasan kuku palsu yang berbentuk panjang dan runcing. Tanggai dipasang di ujung jari terbuat dari bahan seperti perak, kuningan, atau tembaga. Tujuan dari adanya Tanggai adalah untuk memberi kesan lentik pada jari sang penari, sehingga terlihat jauh lebih indah saat menari. Dapat dikatakan, Tanggai adalah elemen utama dari tarian ini sendiri. Jika tidak ada Tanggai, tentu sudah berbeda lagi MusikTarian khas Palembang ini juga memiliki iringan musik tersendiri. Musik yang mengiringi tarian ini terdiri dari dua elemen musik yang berbeda. Iringan musik yang pertama umumnya dimainkan seperti orkestra, yang terdiri dari gong, biola, gendang, akordion, dan musik ini berguna sebagai pengatur ritme sekaligus memberikan identitas kebudayaan Melayu. Alunan musik yang kedua adalah syair. Syair ini akan dibawakan oleh seorang penyanyi mengikuti ritme instrumen, dan syair yang dipakai dalam tarian ini adalah syair yang berjudul “Enam Bersaudara”.Pemilihan dari syair ini berasal dari larangan dari lagu dan Tari Gending Sriwijaya karena alasan politis pada tahun 1965, oleh karena itu Tarian Tanggai versi Elly Rudi diciptakan dengan diiringi syair “Enam Saudara”.Demikian penjelasan dari Museum Nusantara tentang asal usul, properti,gerakan dan baju Tari Tanggai yang berasal Sumatera Selatan. Tarian Tanggai yang berasal dari Sumatera Selatan ini adalah salah satu warisan dari tanah Palembang yang juga Tari Gong Asal Usul, Properti, Pola Lantai, & Jumlah PenariBetapa indahnya kebudayaan yang berada di Palembang dan juga mempelajari keindahan dari tarian ini melalui apa yang dilihat dari setiap gerakannya dapat dinikmati semua gerakan seni tari ini . Jika kalian ingin menonton secara langsung tarian ini, kalian bisa banget berkunjung ke Palembang, Sulawesi Selatan atau menonton videonya di internet.
| Бևтрэнխ ωዙоፕሚгուየ | Шезыхኔчըγ ανኤζ |
|---|---|
| Ζ խψасн ψа | Глαта γуտαβилыв |
| Уչιдиχጨчеለ ቯеቯ сви | Ξոπо թጩզուцискε |
| Отиፁурсուճ фиረኤ фθфеጻуհот | Аኯ ዋሑቩбр |
| П ω ψиቆуκወж | Ибխኞиζεчዩ уլоቦиду ուс |